Pemerintah Australia belum dapat memastikan kapan akan mencabut travel advisory terhadap warganya yang akan mengadakan perjalanan ke Indonesia. Dalam konferensi pers gabungan bersama Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda di Sydney, Kamis (19/2), Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith menjelaskan, Pemerintah Australia terus meninjau anjuran perjalanan yang diberlakukan terhadap Indonesia dengan mendapatkan masukan pendapat, terutama dari instansi keamanannya.
"Travel advisory tidak hanya diberlakukan oleh Australia, tetapi juga oleh beberapa negara, seperti AS dan Kanada, untuk melindungi warganya yang akan bepergian ke luar negeri," demikian dalih Stephen Smith. "Meskipun travel advisory tetap diberlakukan, jumlah kunjungan wisatawan Australia ke Indonesia, terutama Bali, tetap meningkat belakangan ini," tambahnya.
Sementara itu, Hassan Wirajuda menerangkan keputusan travel advisory sepenuhnya merupakan wewenang Pemerintah Australia. "Indonesia telah membuktikan setidaknya dalam 2 tahun terakhir bahwa wilayah kami aman dari ancaman serangan bom teroris," kata Hassan Wirajuda saat ditanya seorang wartawan, apakah Pemerintah Indonesia puas dengan kebijakan Pemerintah Australia tersebut. Konferensi pers gabungan antara Stephen Smith dan Hassan Wirajuda ini diadakan menjelang pembukaan Konferensi Australia-Indonesia di Sydney, Kamis ini.
Jumlah wisatawan Australia yang berkunjung ke Bali tercatat meningkat hingga 52,68 persen pada 2008 jika dibandingkan setahun sebelumnya dan mencapai 313.313 pengunjung. Tren peningkatan kedatangan jumlah wisatawan Australia di Bali juga mulai terlihat awal tahun ini. Namun, anjuran perjalanan tersebut setidaknya tetap akan menimbulkan persepsi negatif di mata masyarakat internasional tentang stabilitas keamanan di Indonesia.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Austalia Sabam Siagian yang menjadi salah satu anggota delegasi Indonesia di Konferensi Australia-Indonesia menyatakan, travel advisory itu tetap diberlakukan karena Pemerintah Australia tidak ingin menanggung polis asuransi jiwa bagi warganya yang akan berkunjung ke Indonesia pascatragedi Bali. Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri, Teuku Faizasyah, mengakui pemberlakuan travel advisory mengakibatkan perjalanan dinas pegawai negeri atau pejabat pemerintah Australia ke Indonesia menjadi lebih mahal karena harus mencakup biaya perlindungan asuransi.
Post a Comment